Insting
Seekor anak burung
menatap dari ketinggian sarangnya, ia begitu penasaran dengan namanya terbang.
Bulu-bulu halus mulai tumbuh di sepanjang sayapnya yang masih begitu lunak.
Mencoba mengepakkan sayap dan terbang layaknya burung dewasa lainnya.
Ia mencoba
mengambil ancang-ancang, dan ia terbang mengangkasa layaknya burung dewasa
lainnya. Ia punya insting yang sama tanpa perlu menjalani proses jalan. Semua
makhluk hidup mengalami masa itu, pengecualian bagi seorang manusia.
Insting manusia
seakan tidak turun-menurun, tanpa motivasi dan kerja keras insting yang ia
harapkan hanya mimpi di siang bolong. Namun jangan salah, semua bisa menjadi
raja insting di antara kumpulan manusia lainnya.
Saya memberi
gambaran pada seorang petinju, setiap hari ia harus membalut tangannya dengan Hand
Wrap dan sarung tinju sebelum berlatih. Latihan pun berlangsung sangat
melelahkan, menguras keringat dan tenaga. Si petinju termotivasi menjadi raja
pukul paling mematikan.
Baca juga: First Sight
Segala porsi
latihan ia lahap semua dan Samsak yang tergantung tanpa ampun ia hajar. Ia
ingin paling cepat dan paling kuat dalam menjatuhkan lawan. Pertandingan
menentukan akan dilangsungkan beberapa hari lagi.
Hari yang
ditunggu-tunggu pun tiba, saat pertandingan berlangsung dan bel dari juri
berbunyi. Jual beli pukulan satu sama lain terjadi, si petinju merasa ia paling
cepat dan paling banyak memukul lawannya. Saat lawan mencoba memukul, tanpa
disangka ia berhasil mengelak dan instingnya memukul balik saat pertahanan
lawan terbuka.
Sebuah Hook tajam
mengarah ke bawah rahang, hasilnya ia berhasil membuat lawannya mencium kanvas.
Ia berhasil membuktikan bahwa ia kuat dan berbakat. Instingnya menjadi raja
pukul memang benar.
Manusia seakan
dilahirkan untuk belajar, mengasah segala kemampuan yang ia miliki hingga ke
puncak tertinggi. Seandainya manusia layaknya hewan yang secara tak langsung
kemampuannya sudah ada sejak lahir, manusia akan malas berbuat lebih.
Saat lahir manusia
layaknya kertas putih tanpa kemampuan apapun, lingkungan dan pengalaman seakan
menempa jadi apa dan bisa apa ke depan. Belajar melatih dan mau tahu menjadikan
manusia punya kemampuan berbeda antar satu dan lain.
Mengetahui dan
mempelajari yang menurut menarik dan menjadi sebuah pengalaman. Saat itulah
tanpa disadari manusia tanpa sadar mengeluarkan instingnya dalam menyikapi
masalah yang ia hadapi. Itulah insting manusia keluar dengan sendirinya.
Jadilah sebagai pemain insting sempurna di bidangmu
bukan hanya jadi pemain figuran di antara manusia berinsting hebat di bidangnya
masing-masing.
Tags:
Imajinasi
0 comments