Filosofi pohon, semakin rindang dan banyak buahnya makin banyak manusia yang memanfaatkannya. Terik panas yang membakar di siang hari terasa tak sampai menembus dedaunan dan batang kayu sang pohon. Cahaya matahari tak bisa memperlihatkan kedigdayaannya terhalang dedaunan yang saling menutup satu sama lain.
Udara segar hasil hembusan angin dari batang pohon tak kalah membuat sejuk dan syahdu. Buat siapa saja ingin berlama-lama di bawah sang pohon, melepas penat dan menyempatkan diri untuk istirahat. Udara segar itu pohon bagikan cuma-cuma ke alam setelah mengubah karbon-karbon menjadi oksigen.
Suara riuh rendah terdengar dari jauh dan dekat, bincang-bincang antar manusia di setiap sudut. Bau-bau kopi tercium mesra dipenuhi sesak oleh para lelaki paruh baya. Mereka seakan melepas penat seharian dengan secangkir kopi.
Saya sungguh takjub dengan kopi dan gelasnya yang begitu kecil. Ia mampu membias pengunjung kedai kopi duduk hingga punggung kebas. Kopi tercipta sebagai alat komunikasi politik yang mengemuka.
Ngopi yok?
Apa itu passion?
Semua kini sering mendengarnya setiap hari, passion ibarat hasrat terpendam yang sulit muncul ke permukaan. Meraung-raung di dalam benak hati, ingin menunjukkan kemampuannya sebenarnya.

Upacara kemerdekaan akan dimulai, barisan tamu utama duduk di bangku utama. Terlihat jelas para tetua bangsa yang telah uzur di makan usia. Mereka hadir menyaksikan saksi HUT RI yang penuh makna.
Setiap tahun terasa spesial, terlihat jelas dari mata mereka yang tak pernah lepas dan khidmat menyaksikan bangsa ini merdeka. Jauh dari kejauhan para pengibar sang saka merah putih berkibar di tiang tertinggi, bukti bangsa ini tidak lagi terjajah.

Pagi pun mulai datang saat matahari mulai muncul dari ufuk timur. Seorang pemuda paruh banyak sedang duduk di salah satu pinggir dinding masjid. Ia sedang khusu’nya mengulang ayat demi ayat bacaan Al-Quran, hasil hafalannya selama ini supaya lancar.
Menjadi penghafal Al-Qur’an bukanlah perkara mudah, banyak dari calon hafiz yang tidak kuat harus menyerah di tengah jalan. Butuh niat yang lurus dan ikhlas, dibarengi dengan konsentrasi dan istiqamah menjalani proses panjang.
Cuaca erat kaitannya dengan rezeki, saling berubah menurut
musim dan saat itulah manusia memanfaatkan kesempatan itu sebagai ladang rezeki
yang menggiurkan, melawan animo cuaca yang bertentangan hingga mampu
menghasilkan buah karya dan ladang rezeki.