Penolakan Cinta
Rasanya pertemuan singkat
kita rasanya begitu hambar. Ada rasanya yang aneh saat pertemuan itu terjadi.
Ternyata semua tak seperti yang menjadi prediksi aku sebelumnya, ada hal
mengganjal yang menyakitkan hati.
Pertemuan di salah satu bilangan cafe berakhir prematur, bahkan bisa dianggap sesuatu yang canggung. Niat awal untuk saling deeptalk berakhir deepsilent tanpa satu pun yang mengungkap perasaannya.
Menyakitkan pastinya,
apalagi saat tahu sang pujaan hati punya orang lain di belakang itu semua. Ia
seakan bersembunyi di balik topeng yang menjadi tameng terakhir dirinya.
Kejujuran yang nyatanya jadi landasan tak ada artinya.
Ada tamparan besar saat
pertemuan tersebut, semua yang dipersiapkan seakan di luar kendali, bahkan di
luar nalar. Ini semua terjadi karena ketidakjujuran dan rasa tak enakan. Petaka
itu dimulai saat hari itu dimulai.
Meja yang sudah dipersiapkan
dengan matang, menjadi lokasi kita ketemuan harus berbeda. Awalnya hanya ada dua
kursi untuk kita berdua, namun ada kursi tambahan yang kamu bawa bersama orang
yang tak dikenali.
Ibarat chameo di dalam
sebuah film layar lebar. Ada pria lain yang mengacaukan perjamuan agung
tersebut. Apa yang harus diharapkan dari itu semua selain kesabaran tentunya.
Tak ada hal lain yang perlu dibahas. Hanya saling menatap dan curiga, aku
ibarat orang yang dikecewakan dalam hal ini.
Kini aku hanya menunggu
makanan di hidangan segera habis, sebelum berangkat menjauh dari perjamuan
kita. Dalam hati sudah aku putuskan bulat di dalam pikiranku, ini pertemuan
pertama dan terakhir. Mengakhiri perjamuan indah menjadi perjamuan penuh
petaka.
Saat bill pembayaran tiba,
di saat itulah pergi dan berangkat. Menghilang dalam senyap meskipun ada rasa
kecewa besar di dalam jiwa. Ini menatap rasa bersalah tapi aku merasa dia yang
salah dan aku berekspektasi besar pada pertemuan tersebut.
Kini saatnya memulai
melupakan, memang saat perih karena itu terjadi dengan cepat dan berakhir
dengan cepat pula. Menyisakan produk bernama patah hati terdalam apalagi bila
mencintai sepenuh hati.
Kini tinggal waktu dalam
menyembuhkan luka perih itu, menyibukkan diri atau bahkan tersiksa batin dalam
waktu yang lama. Mengembalikan masa tak mengenakkan menjadi ceria kembali. Toh
setiap cinta yang besar harus merasakan sangat hati yang besar pula.
Tapi ada satu hal yang
lupa aku sampaikan ke kamu, foto sunset kamu sukai belum aku kirimkan nih....
0 comments