Penerobos Malam

Waktu menunjukkan pukul 20:00 WIB, keberangkatan tinggal di depan mata. Para kernet tengah sibuknya mendata penumpang yang sudah naik ke dalam bus. Mekanisme perusahaan bus mengharuskan mereka berangkat tepat waktu. Mereka yang terlambat artinya harus gigit jari, karena ketepatan waktu adalah jargon perusahaan.

Semua penumpang akhirnya di data dengan seksama sesuai dengan tempat duduknya. Ini bertujuan agar tak ada penumpang ilegal yang masuk. Hingga akhirnya proses keberangkatan dimulai, ini bertujuan bisa tiba sesuai dengan jadwal.

Satu hal yang menarik tentu saja, mendadak ruangan bus menjadi meredup. Pertanda lampu yang terang mengganggu tergantikan dengan lampu redup. Membuat fokus tertuju pada sopir, manusia penerobos malam.

Ia adalah orang paling siaga, karena ada puluhan nyawa yang akan ia bawa sampai ke tujuan. Semua tanggung jawab datang ke dia. Di rumah ia bertanggung jawab pada keluarga, di tempat kerja pada perusahaan dan saat melaju bertanggung jawab pada penumpang.

Ia mungkin orang paling tidak kantukan saat berada di dalam persegi panjang beroda. Matanya penuh dengan semangat menatap perjalanan malam yang melelahkan. Jaraknya yang jauh dan segudang tantangan di setiap tikungan.

Malam bisa jadi hal menakutkan, karena ada banyak hal tak terduga dan di luar kendali. Itulah yang dirasakan si penerobos malam. Bus melaju di malam hari tentunya punya segudang alasan. Tentunya ia sudah hafal seksama dengan rute.

Bagaimana tekstur jalan, kapan mengerem kencang atau bahkan kapan melesat tanpa henti. Ibarat seorang pembalap yang sudah tahu zona DRS dan zona pengereman pada balapan mobil. Ia seakan paham juga bagaimana membuat penumpang nyaman dan tetap terlelap lama.

Menjadi penerobos di malam hari tentu saja harus merasakan bagaimana pedih lampu sorot tiba. Saat mobil lawan memberikan lampu sorot yang memedihkan bola mata, ini sudah jadi hal karena mereka sudah hafal kondisi menetralkan ini. Yang tak biasa menganggap isi berwujud keterangan yang memenuhi retina mata.

Satu hal yang kadang sulit diterapkan tentu saja, bagaimana caranya menyalip kendaraan persegi panjang dan persegi lainnya. Mereka kadang mengganggu zona nyaman berlari kencang. Tak jarang inilah yang menghambat proses tiba di lokasi jadi sangat lama.

Proses menyalip kadang penuh risiko menghadap, salah perhitungan saja bisa berakibat fatal. Ada penerobos malam lainnya dari arah berlainan. Mereka juga punya tugas yang sama, yaitu mengantar penumpang tiba tepat waktu sampai ke tujuan.

Satu hal yang menjadi tentu saja saat jalan yang ditempuh sedang perbaikan, seakan ini momok menakutkan. Bagaimana padatnya jalan hingga bagaimana proses melalui itu semua, waktu yang terbuang itu harus ditutupi dengan waktu yang sama untuk tiba. Tak jarang, arena jalan menjadi zona salip-salipan. Seakan zona balapan bagi para penerobos malam, mereka kejar tayang yang  bisa berakibat fatal buat orang lain.

Toh kadang kredibilitas mereka bisa dipertanyakan bila berkendara secara ugal-ugalan. Mereka bisa saja dibebaskan dari tanggung jawab. Siapa yang mau bekerja sama dengan penerobos yang mengancam nyawa penumpang dan eksistensi perusahaan mereka.

Beratnya tugas terakhir menghilang saat kota tujuan terlihat jelas, pesona ujung tol seakan menyambut. Bahkan tugu selamat datang yang menjadi andalan kota tersebut. Rasa lega seakan membuncah di kepala, seakan waktunya sedikit lagi. Kini saatnya untuk memarkirkan kotak panjang besar ini ke stasiun. Menurunkan segenap penumpang dengan rapi dan teratur.

Ada satu gerangan yang mengganggu di pikiran selama ini, tak lain dan tak bukan yaitu: Aduh dari tadi tahan kebelet! Nah.. di situ poin, para penerobos malam.

Share:

0 comments