Mereka bermain
lepas di belakang layar. Ada dan berwujud nyata, tapi tak ingin terdeteksi oleh
hiruk-pikuk keramaian. Ibarat bayangan yang selalu menguntit ke mana objek itu
berpindah.
Setiap karyanya jadi
rebutan kalangan ternama dan mereka secara langsung mendapatkan tawaran kerja
sama. Bayaran yang menjanjikan dan hak cipta bagi klien tak ia permasalahan.,
karena sejak awal ia sudah tahu konsekuensi tersebut.
Ada beberapa hal
yang ada di benaknya, tak ingin dirinya diketahui banyak orang dan kliennya
bisa terikat oleh bayangan kuatnya. Bayaran dan kesepakatan sudah terjalin,
toh iya senang dan mereka pun riang. Punya karya dibalik andil besar si Ghost
Writer.
Baca juga: Secarik Kertas
Si klien pun
menyepakati dan si Ghost Writer beraksi sesuai permintaan kliennya. Ia berpikir
keras dan kadang menulis berhari-hari, menyiapkan proyek yang dijanjikan
bersama siap sesuai deadline. Akhirnya karya tersebut selesai dengan
sendirinya, semua puas. Termasuk dirinya yang mendapatkan kepercayaan lebih.
Publik sedikit
heran saat orang terkemuka berhasil menghasilkan buku disela kesibukannya karya
begitu fenomenal. Walaupun publik sedikit banyak mengeryitkan dahi, si publik
figur tak jago-jago amat tapi iya punya buku. Kuat dugaan Ghost Writer berada
di balik itu semua.
Buku atau karya
lain kini salah satu kiblat para tokoh atau publik figur terkemuka, mereka
ingin meninggalkan jejak atas apresiasi serta perjalanan panjang hidup mereka.
Lahirlah buku mengenai perjalanan hidup mereka.
Si Ghost Writer
pun ikut senang, ia mendapatkan banjir tawaran dari mereka yang ingin punya
buku misalnya. Bayaran yang menggiurkan jadi sebabnya. Tak hanya itu saja,
berbagai jasa lain si Ghost Writer lakukan dari surat menyurat, artikel, ulasan
produk konten Web/Blog, naskah pidato, siaran pers dan sebagainya.
Si Ghost Writer
makin banyak memiliki kemampuan itu bak banjir pesanan, walaupun ia tak
terlihat tapi ia bak penyokong si klien. Andai saja mereka tak ada, mungkin si
tokoh hanya bermimpi memiliki semua kemampuan itu.
Zaman telah
berubah, dahulu media tulis hanya kumpulan kertas-kertas dan goresan pena. Kini
media sosial berkembang pesat, mengalihkan jasa Ghost Writer tak hanya lekat
dengan penanya. Ia malah lebih banyak menggunakan segenap gadget untuk
menghasilkan karyanya. Makin melek teknologi, makin besar nama si Ghost Writer
dikenal oleh para klien.
Walaupun hidup di belakang layar dan tidak
mencantumkan namanya di karya klien. Kadang ia tersenyum lebar saat seorang
fans berat kliennya tersebut sambil menunjukkan sebuah buku yang tak asing
baginya.
Coba baca buku
ini, sangat inspirasi.
*Lalu fans hanyut dalam buku tersebut*
Baik tak apa, saya
sudah duluan membacanya. Dalam hatinya ia bergumam, itu adalah karya saya. Tapi
ia bangga.
Prinsip hidup
Ghost Writer itu sederhana, iya senang membagi jerih payahnya kepada orang
lain. Mengenal dengan mudah dan menjalin relasi dengan orang ternama dari
kliennya. Si Ghost Writer belajar banyak dari kesuksesan yang mereka raih.
Karena besar itu tak perlu publikasi tapi ada dalam kesuksesan orang lainnya
salah satu bukti.
Tertarikkah kalian jadi Ghost Writer?