Fenomena Gunung Es
Hidup ini seperti
anggapan fenomena gunung es, hanya melihat yang tampak-tampak saja dan seakan mengabaikan
segala yang tak tampak. Meruncing tajam ke atas dan membesar ke arah bawah. Itulah
fenomena gunung es dan begitu banyak mengabaikannya atau tak mau tahu.
Gambaran hidup
layaknya fenomena gunung es datang dari orang lain yang hanya melihat secara
kasat mata. Sedangkan yang tidak terlihat seperti diabaikan. Di darat fenomena
itu saya namakan fenomena tumbuhan umbi-umbian. Hanya tumbuh sebatang namun tak
melihat seberapa besar devisa di dalam tanah. Sedangkan tumbuhan yang tumbuh
mengembang besar di daratan jadi daya tarik. Namun ia begitu rapuh saat dicabut
dan hanya punya kecil devisa.
Manusia kini hanya
menganggap yang kedua, kapan semua terbukti permisalan pertama dianggap. Saat
itu semua terbukti, Fenomena itu menjadi realita dan yang begitu menonjol di ke
atas hanya sebatas fiktif belaka.
Semua pasti pernah
mendengar sekuel film fenomenal Titanic. Sebuah kapal yang dilabeli tak “akan
tenggelam” harus merasakan perjalanannya karam di dalam dinginnya Samudera
Atlantik. Penyebabnya karena navigasi menganggap gunung es yang mengangga kecil
ke permukaan ibarat tumpukan “es krim” di atas makanan pembuka.
Baca juga: Hutan Hujan Tropis
Nasib berkata
lain, si gunung es yang dianggap kecil adalah raksasa besar yang bersembunyi
dalam peran anak kecil. Apa boleh buat saat dek kapal terkoyak dan seluruh
kabin terisi air dalam waktu cepat. Ungkapan tak “akan tenggelam” hanya
kata-kata basi. Ia terkena gunung es karena mengabaikan sesuatu potensi besar
yang gunung es miliki.
Hidup pula begitu,
jangan pernah mengabaikan kerja keras orang lain yang tak tampak dengan
mengatakan “ia tidak melakukan apa-apa dan bukan siapa-siapa” . Merasa tak
dianggap dan terus ditekan, si tak terlihat ayaknya gunung es menunjukkan jati
dirinya, membungkam mulut besar orang lain. Menenggelam pengkritik layaknya
Titanic di dasar Samudera.
Gunung es itu
fenomena di perairan, ia terbentuk dan berbeda di sekitarnya yang hanya zat
cair. Ia menjadi zat padat, menyatukan segenap kekuatan berubah dan berbeda
dari sekitarnya. Ia sadar ia akan terus mengapung bukan tenggelam ataukah
mengalir dengan mudah ke mana saja.
Kekuatan yang ia
miliki jadi pembeda dan bukti nyata bahwa dirinya sebagai mozaik unik di
hamparan lautan dingin. Dianggap remeh tapi begitu kuat saat menerjang. Ia pula
ingin terus berkarya tanpa harus terlihat. Karena berkarya tak perlu harus ada
apresiasi tapi terus berdedikasi.
Jadilah pribadi layaknya gunung es, tetap elok dan
menyimpan segenap rahasia yang ia sendiri ketahui.
Tags:
Perumpamaan
0 comments