Hembusan asap
cerutu menyebar ke seluruh ruangan, pria berkumis tebal sedang sibuk minta
ampun. Ia menaruh cerutu di sebelah asap kaca dan di ujung telepon terdengar
percakapan alot. Suaranya terdengar aneh, aksen bahasanya berbeda jauh. Tawar-menawar
harga seakan terdengar di ujung telepon itu, hingga harga yang disepakati
mencapai deal.
Abu cerutunya
yang sudah memanjang di bibir asbak akhirnya ia angkat, seakan percakapan itu begitu panjang. Suasana ruangan
yang tadinya hening mendadak berubah riuh. Uang kini sudah di genggamannya.
Telepon di ujung sana rupanya datang dari manusia timur ujung yang kerap dengan
dunia judi.