Penokohan Pion
Jangan pernah
menganggap remeh peran pion, memang hidupnya hanyalah sebagai tumbal. Maju
paling awal dan keluar meja catur juga kadang sama, niatnya mulia agar
melindungi kerajaan tetap berdiri kokoh.
Ibarat prajurit
kelas bawah, bertarung di medan perang dan membuka pertahanan lawan. Dirinya hanya
punya langkahnya begitu terbatas, berjalan satu langkah demi langkah. Hanya
bisa memukul lawan saat ia berada di samping kiri dan kanan. Begitu lemah
bukan!!
Pion punya
kesetiaan tiada tara, ia tak hanya jadi tumbal namun kadang pula sebagai taktik
perang. Mencapai titik-titik strategis yang menghalangi strategi lawan
melancarkan serangan. Siapa yang
seberani dan senekat ikut berada di bata pertahanan lawan, mengacaukan
gerak- gerik lawan.
Itulah pion, si
bocah pemberani yang tak takut keluar dari meja catur lebih cepat. Jumlahnya
yang hanya 8 pun menjadikan ia pelindung pertahanan, mereka saling bekerja sama
satu sama lain agar serangan tak cepat mengunci pergerakan Baginda Raja.
Melindungi
aparatur negaranya seperti ratu, benteng, gajah dan kuda termasuk tugasnya. Di
posisi nan terjepit lawan. Pion rela menjadi tumbal agar para aparatur negara
mampu memperpanjang nafas.
Lalu pion pun
sering dianggap tak berpengaruh besar, begitu banyak pemain catur tanpa beban saat
sang pion masuk kantong. Pemain amatir menganggap pion yang masuk kantong
sebuah hal biasa.
Ahhh.... hanya pion saja, tak usaha disesali karena salah langkah tadi, gumam dalam hati si pemain.
Saya berpikir lain, pion ibarat benteng pertama yang
bertugas menghalau serangan. Saat beberapa pion masuk kantong pertahanan rentan
bocor. Para aparatur terlihat kocar-kacir melindungi Raja berharap-harap saja
komposisi permainan tak goyah.
Di balik segala
kelemahannya, pion bak from Hero to Zero, seperti diabaikan namun ia
mampu berbuat lebih. Menumpas para aparatur kerajaan bahkan men-Skak Mat Raja
lawan. Jangan anggap remeh kami yang lucu dan berkepal bulat licin ini.
Kehebatan lain si
pion adalah para penukar tahanan yang telah “masuk kantong”. Ia seperti diabaikan
saat pertarungan sedang serunya. Ratu dengan Ratu, benteng dengan benteng, kuda
dengan kuda dan gajah dengan gajah. Saling memainkan wilayahnya masing-masing.
Baca juga: Anomali Semangat
Si pion yang
terseok-seok di antara puing-puing pertempuran hingga mencapai ke batas pertahanan
lawan. Alhasil lawan yang merasa hampir menang dan menguasai kerajaan lawan
malah terkejut. Pion yang sampai ke pertahanan mereka mendadak berubah menjadi
para aparatur kerajaan yang telah “masuk kantong”
Itulah... jangan pernah anggap remah kami
Pion yang lugu
tadi berubah jadi Ratukah, benteng, kuda atau gajahkah. Mengubah strategi lawan
yang hendak menang. Raja yang mulai terjepit berganti bisa memperpanjang nafas,
malah kini si lawan yang ketakutan. Mengabaikan kami para pion yang belum masuk
kantong.
Jangan pernah
anggap remeh penokohan pion, ia bisa kadang begitu lambat dan lemah namun bisa
begitu agresif dan ganas saat melihat peluang. Ibarat manusia yang tak begitu
diperhitungkan dipercaturan hidup, seperti pion pengisi baris depan. Para
aparatur kerajaan menyuruhnya maju paling depan sambil tertawa sambil berucap:
semoga panjang umur ya!!
Waktu berputar
saat sang lawan menghabiskan satu persatu pasukan, menyisakan Raja yang terluka
dan sendirian. Pion jadi penyelamat dan pahlawan kemenangan walaupun terkesan
mustahil. Yang tadinya menertawakan dirinya balik memujanya, di dalam diri pion
hanya ada tekad tak ada kata mundur seperti aparatur kerajaan. Maju atau mati
slogannya.
Penokohan pion
mengajarkan hikmah kepada manusia untuk tidak takut menghadapi kegagalan saat
diri kecil dan tak mampu. Malah tekad kuat layaknya pion ditambah strategi jitu
buat ia jadi pahlawan. Karena dialah si pion pengubah nasib yang tak
diperhitungkan jadi sebuah hitungan angka di meja catur.
Hati-hati kepada
kami, para pion yang berjejer di baris terdepan permainan
Tags:
Perumpamaan
0 comments