Jalan Hidup Disc Jockey
Seorang sambil berdiri asyik memutar turntable, mengatur susunan lagu, meloop, scratching, mendelay, dan mereverbation. Sangat punya energi membangkitkan para penonton, merekalah pekerjaan dunia gemerlap bernama DJ. Kadang dia mengajak mengambil mixrophone untuk mengajak penonton meloncat kegirangan.
Malam begitu
lengket dengannya, hampir tiap malam harus menghibur manusia yang kegamangan.
Bermain di atas podium lantai dansa, musik diputar, saat itu manusia-manusia
penuh kegamangan berjoget ria. Konsentrasi tak boleh pecah dengan segenap
keseriusan menjaga musik sesuai BPM.
DJ itu masalah
selera musik berbeda, iya punya feeling taste nan syahdu. Ingin semua
penonton merasakan perasaan yang ia rasakan lewat putaran track musik yang ia
pilih. Satu padu sama lain, kapan ia bisa mengganti lagu tanpa buat penonton
merasa tak enak hati.
Kata orang menjadi
DJ itu gampang, semua musik sudah ada dalam flash disk, ia ibarat hanya
memutarkan musik yang sudah ada dan hanya sedikit meremix. Tak perlu harus
buang-buang suara atau capek-capek memainkan alat musik. Tinggal memainkan yang
ada di DJ set.
Baca juga: Hipnosis Musik
Tak semua itu
saja, kadang DJ harus bekerja siang malam buat menyusun lagu yang cocok dan easy
listening. Semua itu hanya untuk buat para penonton terhanyut dalam
kumpulan lagu. DJ punya tugas merangkul lagu baru dan lagunya menjadi sebuah
simfoni yang runtun. Kadang bersemangat begitu beat, kadang lambat dan begitu slow.
Naik turun memainkan emosi pendengar.
Kini DJ sudah naik
pamor, kesan club malam, lantai dansa dan penonton yang setengah mabuk
menghilang. Penampilan DJ tak harus dilakukan di dalam ruang kedap suara, kini
mereka sudah bermain di lapangan terbuka. Musik yang DJ bawakan dahulu terkesan
sangat hardcord mulai menghilang. Makin ke sini makin easy listening.
Di lokasi rave
party ditemui ribuan orang dan selalu saja ada yang tak menyenangkan.
Mereka mengganggu atau bahkan memecah konsentrasi si DJ untuk fokus ke
tracklist yang dimainkan. Sang DJ harus sadar, belum musiknya diterima label.
Ia harus pasrah, menjual segala kemampuan, bermain dari satu club ke club lain.
Gangguan orang tak menyenangkan kadang bisa datang kapan saja. Ia harus fokus
agar musik ya ia bawakan tak berantakan.
Perjalanan menjadi
DJ kadang sungguh berliku, butuh modal yang tak sedikit. Memang segala sesuatu
yang ingin dimulai memang tak ada yang gratis. Di mulai dari perangkat DJ,
headphone, mixer, monitor, speaker, controller, audio interface dan mix.
Modal cekak sang
calon DJ, ia harus memulai dari software di laptopnya. Paling tidak serato atau
virtual DJ. Kesannya tak ada ibarat memutarkan di playlist, hanya sedikit efek
kecil. Cita-cita menjadi DJ harus lebih dari itu.
Bermain musik
dengan cara DJ, meremix musik di kamar, mengaransemen musik sendiri dan
menaruhnya ke Souncloud. Dan saat bangun tidur, musikmu ditonton oleh puluhan
ribu orang dalam semalam. Minggu selanjutnya, seorang seseorang dari label
terkemuka meneleponmu.
Hidup tak semudah
itu bro.
Perjuangan begitu
panjang dan lama, dunia DJ begitu keras dan kapan saja bisa naik dan turun
dalam sekejap. Butuh kerja keras sang DJ untuk terus berkibar dan mengoleksi banyak
jenis musik dari beragam. Ibarat seorang penulis butuh banyak bacaan sebagai
referensi tulisannya padu. DJ butuh kumpulan segudang musik sebagai referensi
membuat musik baru.
Kata siapa DJ tak
perlu sekolah? Kini sekolah menjadi Disk Jockey begitu menjamur, melahirkan DJ
mudah penuh talenta. Saya rasa menjadi DJ lebih kepada pemikiran berbeda dalam
menilai musik, ia punya cara tersendiri menghasilkan karya dengan beberapa
sentuhan.
Tak semua DJ itu sukses,
hanya segelintir yang bisa ke puncak karier, menjadi produser ternama dan
berkolaborasi dengan penyanyi terkemuka. Semua butuh kerja keras nan panjang,
bukan hanya dilakukan di waktu senggang. Menghabiskan berjam-jam belajar,
meningkatkan keahlian dan menghasilkan karya yang dibutuhkan pasar.
Sama halnya dengan
menulis. Sang DJ harus belajar beragam spesifikasi musik EDM yang begitu buat
anda semangat dan dapat hal baru. Memang tak sekejap, saat masa-masa mencoba
dan mempromosikan . Ia harus paham betul intro dan outro, saat itulah ia ingin
meremix ulang musik orang lain atau menambah nada baru saat tampil. Kesan segar
begitu terasa saat penonton merasakan sentuhan
itu.
Menjadikan DJ
kadang penuh dilema, harus mengikuti selera penonton atau penonton yang
mengikuti selera musik sang DJ. Memang tawaran akan kalah dengan yang populer,
tapi menjadi DJ pasti punya basis pendengar sesuai kalangan. Namun jadilah DJ
yang tahu keinginan pendengar namun tidak menghilangkan selera bermusik dan
itulah kenapa multigenre lebih disukai.
Saat konsisten
bermusik dari klub kecil ke klub kecil. Kini kembangkan dan perkenakan diri,
lewat kartu nama dan sampai merambah di dunia internet. Dunia tak pernah bohong
akan kerja keras dan keunikan si DJ, bermula dari kamar pribadi berakhir ke
label ternama dan banyak DJ yang menjadi seperti itu. Punya basis fans yang
cukup besar, semua karena bakat bercampur kerja keras tanpa henti.
Di level itu, jangan pernah merasa puas karena saingan
bisa datang saja dan kapan saja. Mengambil posisi utama di hadapan meja
turntable dan semua bermula dari mimpi. Menjadi DJ tak ada kata mustahil.
Karena menjadi DJ adalah pilihan hidup.
Tags:
Imajinasi
0 comments