Hipnosis Musik
Musik punya
kekuatan magis mampu membuat para penontonnya campur haru, kadang senang,
kadang sedih dan kadang senang tak terhingga. Tak perlu lirik dan tak perlu
mengerti lagu yang dibawa sang penyanyi. Cukup dari alunan musik saja kita tau
genre apakah musik itu. Sedihkah atau gembirakah!
Ada yang
mengatakan musik itu masalah selera dan feeling, menurut saya musik itu
masalah pengalaman serta kenyamanan. Tak ada pihak yang berhak menganggap musik
yang ia dengarkan lebih baik. Itu semua kembali ke masalah selera tak harus
pemaksaan untuk menyukai suatu jenis musik.
Perkembangan musik
kini mengikuti arus zaman serta akulturasi dengan musik daerah setempat. Musik
kini tak harus dimainkan dengan alat-alat musik yang kita kenal, cukup dengan
komponen elektronik yang lebih sederhana.
Semua yang ada di
sekitar bisa dipadukan menjadi simfoni musik yang menggugah. Kadang pulalah
para musisi mendengar suara-suara di sekitarnya sebagai referensi album
barunya. Tak ada yang tahu bukan!
Siapa yang tak
tahu, saat mendengarkan musik kesukaan buat siapa saja girang tak terkira, rasa
sensasi hipnosis begitu kentara. Tak perlu liburan ke tempat jauh, cukup putar
dan dengarkan kumpulan musik favorit di playlist. Rasa bosan dan jenuh
ikut tergerus dengan kombinasi nada dari sang musik.
Di lain tempat,
saya tak heran saat begitu banyak yang rela untuk menghabiskan uangnya dan
menguras fisik untuk menyaksikan konser. Kadang harus antre cukup lama, berdiri
berjam-jam bersama fans lainnya mendengarkan idolanya memainkan nada-nada,
melantunkan suara. itulah hipnosis yang membius siapa saja yang
mendengarkannya.
Kondisi pulalah
yang buat manusia seakan-akan membentuk komunitas sendiri, mencari kesamaan
minat selera musik dengan bergabung di fanspage, mendowload lagu-lagu
sang idola dan bahkan mencari segala sesuatu tentang dirinya.
Sensasinya bila
dirunut ke belakang tak jauh bedanya mendengarkan dari Playlist + Sound
System di dalam kamar atau dari Headphone pribadi. Ada satu hal yang
kurang dari itu, yakni hipnosis dan kebersamaan minat. Manusia seakan hipnosis
yang ia rasakan sendiri dengan bersama-sama yang sama minat jauh berbeda,
seluruh aura terpancarkan.
Baca juga:
Penokohan Pion
Tak ada hak musik
A adalah yang paling unggul dari musik B atau sebaliknya, mereka punya hipnosis
dengan cara masing-masing. Apakah dengan cara berdegup kencang dengan kombinasi
pukulan drum yang menggema, permainan orkestra buat penonton larut hingga
kombinasi musik nan padu.
Ada pula yang
mendengarkan hipnosis musik sambil duduk tenang, tak ada suara bising sedikit
pun. Suara dehem dan batuk saja semua mata akan tertuju denganmu. Ada pula
musik yang penuh suara-suara keras membahana ke mana-mana, menikmatinya ada
berupa tepuk tangan setelah pagelarannya selesai. Ada yang mengangguk-angguk
kepala, berjoget-joget dan berjingkrak-jingkrak. Semua punya cara sendiri
menikmatinya.
Jantung seakan
terpacu, pikiran terhipnosis terbayang dengan lantunan musik yang membuat
larut. Semakin cepat pacuan alunan musik maka semakin mengikuti irama musik.
Saya rasa orang-orang yang sudah terbiasa dengan alunan cepat akan sulit
mendengarkan hipnosis mudah bernada lambat ataupun sebaliknya.
Semua dipengaruhi
hipnosis dan kecepatan musik, tak pernah ada seorang yang berjingkrak saat
mendengar lagu orkestra atau duduk diam saat mendengarkan musik Electronic saat
semua di ruang saling berjingkrak-jingkrak. Larutan hipnosis memainkan bagian
otak bawah sadar seakan-akan tak ada rasa lelah berjingkrak-jingkrak, dan
berteriak hingga waktu terasa begitu cepat berlalu.
Kekuatan hipnosis
musik begitu besar, ia seakan tak pernah bosan didengar untuk dinikmati.
Seorang musisi memainkan musik lawasnya tak jadi masalah bagi penonton, berbeda
dengan joke-joke yang begitu mengocok perut. Saat diulang beberapa kali
akan jadi hal yang membosankan, sedang
musik memainkan alam bawah sadar bukan nalar pendengar belaka.
Lirik-lirik rancu,
akan tertutupi oleh pantulan nada yang naik turun, terkombinasi secara indah di
dalam telinga pendengar. Saat terhipnosis sebuah lagu kita seakan memalingkan
makna, begitu musik.
Ada sedikit hal
yang saya sesalkan, hipnosis musik tak semaksimal dahulu terutama kala konser.
Penonton yang sudah membayar begitu mahal hanya sibuk merekam dan menjepret
sang idolanya. Iya tak merasakan aura hipnosis si musisi. Saya berpikiran
mengapa harus mengabadikan bukan menikmati suasana. Mengabadikan bisa sesekali
bukan sepenuhnya tanpa merasakan sensasi itu datang lagi.
Itulah hipnosis musik, kekuatannya mampu membuat
manusia seakan terbius dan bermain di alam bawah sadar. Mencermati dan
menghayati dan berharap alunan musik bisa terus terngiang sampai si musisi
mengakhiri penampilan spektakulernya. Di tutup dengan tepuk tangan meriah para
penikmat hipnosis.
Tags:
Renungan
0 comments