Prahara Penulis
Menjadi penulis
hebat tak perlu banyak teori, ia hanya butuh menulis dan mengapresiasikan
idenya dalam bentuk tulisan. Berlatih dengan keras seakan tak pernah asing
dengan rangkai kata menjadi sebuah alur cerita menarik.
Itu semua tak
hanya sekedar tahu cara menulis, bukan cukup mengetahui sistematika penulisan
dan bukan cara mengungkapkan pemikiran lewat tulisan saja. Ada sebuah hal
istimewa yang lahir dari pribadi sang penulis, sesuatu yang istimewa ialah
pribadi si penulis.
Buah kesabaran,
keteguhan, dan rasa ikhlas modal berharga sang penulis dalam melahirkan buah
pikirannya melalui secercah kertas kosong. Setiap kata yang tertulis
menggambarkan setiap pikiran sang penulis sendiri, pembaca dapat menilai
kepribadian penulis dari kualitas tulisannya. Semua bak proses panjang hingga
menghasilkan karya yang fenomenal.
Otaknya ibarat
perpustakaan besar yang telah menampung segenap ide, dipupuk dengan berbagai
bacaan dan referensi hingga menghasilkan karya menakjubkan. Menulis butuh
keheningan, jauh dari keramaian atau saat orang lain tertidur lelap, saat
itulah ia merangkai setiap kata.
Namun semua
menyisakan prahara tak mengenakkan, menulis akrab dengan rasa malas bergerak,
mementingkan diri sendiri hingga seakan menarik diri dari lingkungan sekitar.
Lakonnya yang selalu menuliskan apa saja yang ada di hatinya, terlintas di pikirannya,
dan semua yang tak luput dari penglihatannya.
Keluarga dan
lingkungan adalah orang terang-terangan tidak menyukai pekerjaanmu sebagai
penulis. Mereka mungkin acapakali menyuruhmu untuk beralih dengan sesuatu yang
pasti-pasti saja karena menulis tidak menjamin masa depan. Profesi penulis
hanya pekerja khayalan yang tidak pasti arah tujuannya ke depan.
Ada gejolak
batin yang selalu berkecamuk di dalam jiwa, mempertahankan idealisme terus
menulis atau sadar akan tuntutan di dunia nyata yang semakin menggila. Apalagi
menulis erat dengan khayalan yang hingga kini masih menjadi stigma negatif bagi
masyarakat.
Proses
meyakinkan keluarga sangat sulit ditambah dengan menjadi penulis besar tak
semudah membalikkan telapak tangan. Butuh proses panjang dan berliku hingga ia
punya nama dan dikenal dengan orang lain. Pertaruhan nama dan waktu ialah prahara
yang harus ia hadapi, menjadi pemenang bukan seorang pecundang.
Proses yang
panjang sering kali dianggap buang-buang waktu semata, saat orang lain sibuk
dengan dunia yang lebih menjanjikan. Penulis sibuk dengan tulisannya yang belum
tentu disukai oleh pembaca, ia harus
menerima kata-kata kurang sedap dari keluarga dan lingkungan terdekat.
Hidup memang
tidak bisa menampikkan akan materi, namun rasa nyaman akan menulis seakan
mengaburkan materi bukan segalanya. Akan terlihat begitu munafik saat menulis
hanya berlatarkan hobi saja, materi dan apresiasi ibarat sebuah motivasi dalam
peran aktif menelurkan karya.
Bagi penulis
setiap kata yang berhasil ia rangkai seakan sebuah kebahagiaan tersendiri. Ia
merasa proses mengamati, menganalisa, dan menuliskan telah berhasil dilalui. Kadang
kala ide terlintas sejenak di dalam pikiran, lalu hilang tak tahu ke mana
arahnya. Peristiwa itu tak mengenal waktu, penulis harus segera mengabadikan
dalam bentuk tulisan sebelum hilang tak terekam.
Penulis menjadi
perasa yang baik, ia bisa merekam segala hal yang biasa menjadi sarat makna atau
keresahan yang terjadi di sekitar lewat untai kalimat pilihan. Tak hanya itu
saja, penulis mampu menyelami perasaan orang lain untuk setiap cerita yang
mungkin saja ia tulis ulang menurut versinya.
Kegembiraannya
terbayar lunas saat tulisannya berhasil terbit, dibaca banyak orang dan
pemikirannya dapat sanjungan tiada henti. Ia seakan menepuk-nepuk pipinya
bahwasanya ini bukanlah mimpi, jerih payahnya dalam menulis membuahkan hasil.
Ia sadar bahwa
kerja keras tak pernah mengkhianati hasil sedikit pun, semua terbayar lunas.
Segala suara-suara sumbang yang meragukan kapabilitas dan dedikasi si penulis
seakan luntur. Bahwa yang ia lakukan selama ini tidak sia-sia belaka, tulisannya
diterima oleh pasar.
Kini ia bukan
pemimpi belaka, seakan prahara yang sering membayangi sekian banyak calon
penulis. Ia adalah penulis yang menginspirasi banyak orang dari cerita dan
proses menggapai mimpi sederhananya, menjadi penulis kenamaan.
Tags:
Perumpamaan
4 comments
Menjadi penulis itu butuh proses apalagi penulis blog di mana mudah sekali membuat blog saat ini.
ReplyDeletemenulis dan konsistensi, sebuah kolaborasi yang sulit. Dan menulis di blog salah satu cara mewujudkan mimpi yang banyak orang katakan ialah sesuatu yang semu.
DeleteMewakilkan banget isi hatiku ditulisan ini, kadang kita sempat ragu dgn profesi ini karena desakan keluarga yg menginginkan kita menjadi profesi yg lebih menjanjikan. Padahal selama kita enjoy dgn pekerjaan ini dan mendapatkan uang, apa salahnya kan!
ReplyDeleteikuti kata hati karena akan ada jalannya sendiri, lingkungan dan keluarga akan melihat jerih payahmu di kemudian hari
Delete