“Puasa Kosong”
Kumandang azan
subuh memecah keheningan di subuh dengan napas tersengal-sengal sambil melihat
jam, ada perkara besar yang terlewatkan begitu saja. Ternyata itu tandanya
waktu imsak telah lewat, semakin jelas terlihat berwarna putih di langit
sebelah timur.
Ada apa gerangan... Ternyata waktu sahur telah lewat
Bangun dalam
keadaan penuh kegundahan tak karuan, apalagi di malam harinya tak ada makanan
yang mengganjal perut dan minuman yang membasahi tenggorokan. Menu yang
dipersiapkan harus terdiam tanpa bisa di makan. Imsak telah memberi tanda menyesakkan, tanpa bisa menyentuhkan makan yang telah disiapkan.
Kambing hitam
keteledoran tak bangun sahur beragam bak mencari penghakiman. Mulai tak ada
yang membangunkan, terlambat tidur, hingga alarm yang lelah membangunkan akibat
terlalu banyak ter-snooze.
Apa boleh buat
selain membaca niat dan melanjutkan petualangan 13 jam lebih menahan lapar dan
dahaga. Ibarat baterai gadget tak ter-carger dengan penuh sedangkan keesokan
harinya harus banyak aktivitas yang harus dijalankan.
Layaknya tubuh
yang kurang asupan di malam hari, lupa sahur buat tubuh lemah, mudah mengantuk
dan opsi terbaik adalah membatasi jumlah gerak. Semua itu tulus hanya
semata-mata untuk menjalankan puasa.
Kepala pusing
dan badan lemas ialah efek domino yang dirasakan akibat tidak sahur. Suara-suara
perut nan keroncongan tak ada henti-hentinya berbunyi. Dinding lambung seakan
menjadi-jadi memompa getah lambung, membuat perut terasa nyeri dan tubuh
terlihat pucat pasi. Ternyata hari masih panjang, ini baru setengah hari yang
baru dilewati.
Bibir yang
kering dan air liur makin terbatas seakan ujian kesabaran, di luar terik nan
memanaskan punggung siapa saja yang berada bermain keluar. Buat ion tubuh
mendadak turun dengan seketika.
Puasa kosong dan
zaman seakan berbanding lurus, saat banyak anak muda yang rela tidur begitu
larut karena matanya dan tangannya masih sangat cekatan memainkan gadget.
Suara-suara marbot masjid tanda sahur akan tiba seakan sering diabaikan ibarat hanya
angin lalu.
Mungkin itu
teguran untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin termasuk tidak mengabaikan
malam untuk istirahat buka membuka mata dengan sejumlah hal menggiurkan nan
menyita waktu.
Puasa kosong itu
punya makna, di belahan bumi lain banyak saudara kita mencoba bertahan hidup setelah sekian lama
tak makan. Saat itulah bagaimana rasanya tak makan hampir seharian dirasakan
oleh orang puasa kosong, walaupun tak sepedih dan selama mereka.
Tapi dengan puasa kosong tetap semangat menatap
hari. Mereka korban “puasa kosong” hanya menahan lapar sejenak dan menjaga
kesabaran bukan mencoba tetap bertahan hidup dari kelaparan yang melanda.
Banyak saudara kita yang sahur tidak tahu makan apa dan berbuka pun tak ada makanan apa-apa.
Di sinilah esensi
rasa syukur saat banyak orang lupa dan mengabaikannya. Puasa dengan sahur atau
tanpa sahur yang dihitung adalah menahan diri dari segala godaan dan larangan
dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Semua godaan
hawa dan nafsu silih berganti datang, ibarat cara melatih semuanya, bukan hanya
kelak mendapat haus dan dahaga semata, tapi pahala melayang percuma akibat
tidak mampu meredam diri hingga berbuka.
Bagaimana,
seberapa banyak puasa kosong yang anda dapati, semoga itu bukan keteledoran yang
hakiki. Karena keledai tak jatuh ke lubang yang sama berturut-turut.
Tags:
Renungan
4 comments
Makaan dan minuum Bal sebelum azan subuh. Walau sudah imsak kan masih boleh ya... imsak hanya untuk meyeragamkan.
ReplyDeleteIya kak, namun waktu yang mepet kadang membuyarkan konsentrasi makan sahur.
DeleteSuka bagian yang gak sahur seakan batre hp yang lupa di charge. hehe.. Justru biar gak lemas harusnya jangan berpikir kalau kita lagi puasa. Soalnya otak sensi banget, dia bisa pengaruhi semua sistem dalam tubuh. Makanya itu perut akhirnya demo pake acara keroncongan. hehe
ReplyDeletePatut dicoba ide, mengalihkan lapar dengan permainan pikiran.
Delete