Teknologi dan Musik

 Musik saat ini begitu lekat dan sejumlah perangkat teknologi pendukung. Semua komponen penyusun saling berkaitan dab terhubung dengan perangkap teknologi. Memudahkan kinerja para musisi dalam merangkai nada-nada nan runtun menjadi sebuah musik yang sesuai keinginannya.

Musik dan perangkap teknologi syarat wajib penunjang utama si musisi beraksi. Sejumlah perangkat musik kini mulai berkolaborasi dengan teknologi, menjadi sebuah kesatuan utuh. Kolaborasi ini seakan punya nilai syahdu yang bisa dinikmati musisi dan penggemarnya.

Aksi panggung yang sudah begitu lama ditunggu, malam nanti akan mentas. Tiket konser dalam sekedap telah terjual habis. Ini ialah penampilan menawan yang akan sang musisi tampilkan sekian lama vakum menelurkan karya.

Konser pun dimulai, mulailah permainan LED bermain dan sejumlah teknologi visual hadir satu persatu. Memeriahkan rona panggung sudah dipenuhi oleh ribuan penonton yang berdesak-desakan. Sejumlah perangkap alat musik konvensional saling berkolaborasi dengan perangkat teknologi. Itu semua agar mampu menunjang sistem LED visual.

Para penonton kini tidak lagi datang dengan tangan kosong, sambil melambaikan tangan, bertepuk tangan dan menari bersama idolanya. Mereka kini sangat wajib membawa sebuah benda berteknologi tinggi bernama Smartphone. Merekam dan berfoto sepanjang konser berlangsung, ia seakan lupa esensi dari menonton konser.

Saya pun terhenyak saat mengetahui konser musisi ternama yang harganya selangit. Di tambah dengan dalam hitungan sekejap ludes terjual. Fans setia mereka lebih senang merekam dan merekam, tanpa disadari konser tersebut habis tanpa rasa hipnosis di dalam benak penggemarnya.

Mereka tak mampu merasakan hipnosis musik melain sibuk dengan tombol Recorder. Beberapa hari setelah konser usai, video konser sang idola telah tersebar bebas di Youtube. Niatnya untuk bisa pamer dengan para temannya yang sirna karena mereka dengan leluasa melihat di Channel Youtube.

Kini bukan hal yang aneh saat begitu banyak smartphone keluaran terbaru mengacung ke atas. Terus merekam dan merekam, Powerbank selalu tersedia setiap saat, andai si baterai kelelahan bekerja merekam aksi idolanya.

Si musik kini hanya melihat ratusan dan bahkan ponsel merekam, terlihat jelas dari pantulan cahaya ponsel di tengah gelapnya konser. Tangan yang pegal dan capek akibat asyik merekam dan mata yang perih terkenal sinar ponsel yang membuat kepala pusing.

Tak cukup sampai di situ, teknologi membuat hidup menjadi serba rumit. Update status, check in dan memposting sejumlah konser berlangsung. Sejumlah hal itu seakan konser musik kehilangan daya magisnya. Ia ibarat mereka yang ingin mendapatkan pengakuan diri oleh orang lain bukan ingin merasakan hipnosis musik sebenarnya.

Apa daya, semua waktu menikmati setiap nada musik seakan sirna. Karena kepuasan bagian sebahagian fans saat ini ialah mengabadikan segala sesuatu bukan menikmati apa yang nantinya tidak bisa dinikmati kembali.

Itulah teknologi pengubah cara manusia menikmati musik menjadi lebih berbeda.

Share:

0 comments