Anak Rumahan


Tempat yang paling nyaman dan aman ialah rumah...
Kalimat yang sulit dibantahkan oleh anak rumahan, ia merasakan kenyamanan tatkala hanya duduk di rumah. Suara-suara rendah riuh dari koleganya mencoba menariknya keluar dari kandangnya itu. Namun semua tak ia gubris karena di luar sana tak selamanya buat dirinya setenang dan senyaman di dalam rumah.


Rumah ibarat peredam kala panas dan penahan kala hujan hingga tusukan dingin yang buat kulit tak tahan. Mereka yang berkeliaran di luar rumah pasti akan kelabakan saat semua rasa itu datang, kocar-kacir mencapai rumahnya. Sedangkan si anak rumah dengan tenang menatapi mereka yang keluyuran saat sampai ke rumah dengan nafas tersengal-sengal.

Anak rumahan pasti tahu segala detail yang ada di rumahnya dibandingkan letak tempat nongkrong terbaru dan sedang hits, tempat sejumlah anak kekinian kongkow hingga lupa waktu. Bagi mereka rumah sudah menawarkan segalanya, tak harus duduk di luar mendengarkan ocehan-ocehan yang memenuhi telinga.

Ia merasa tidak nyaman dan kadang setiap saat ingat rumahnya, apakah itu lampu kamar belum dimatikan, pintu ada yang belum dikunci hingga piring kotor yang belum dicuci. Bisa pula panggilan pulang dari rumah yang mengharuskan si anak rumahan segera pulang. Ini tak mau orang tuanya memarahinya karena terlalu lama keluyuran.

Anak rumahan merasa ia tak merana karena terlalu lama terkungkung di rumah. Saat orang lain sibuk mengekspresikan dirinya dengan berbagai hal di luar. Jangan salah, anak rumahan melakukan hal serupa. Ia belajar dari rumahnya tentang keadaan sekitar tanpa harus terlalu lama larut di dunia luar, bagi mereka itu sangat menguras tenaga.

Saat orang sibuk nongkrong dengan jelas, anak rumahan mencoba mengeksplorasi dirinya dari ketidaktahuan pada rasa tahu. Menempa diri dan mencoba apa yang ia rasa menjadi tanda tanya di dalam diri. Itulah yang dilakukan sang anak rumahan yang sering kali diremehkan oleh teman-temannya karena minim jam keluar.

Introvert, kata yang tepat menggambarkan anak rumahan. Jauh dari pergaulan dan punya kesan tertutup, layaknya rumah yang tertutup dengan pagar tinggi menjulang. Namun itu hanya anggapan tak berdasar, karena anak rumahan tidak selamanya menjadi Introvert. Bisa saja ialah adalah gabungan dari sifat Ekstrovert dan Introvert hingga melahirkan sebutan Ambivert.

Ia tertutup untuk hal-hal yang bersifat pribadi namun begitu terbuka kepada banyak orang. Seakan Ambivert mencoba mengisi energi yang telah habis dengan mengasingkan diri sejenak dan rumah adalah tempat terbaik.

Sikap menutup hal privasi dan merasa zona nyaman terbaik ialah dilakukan, karena saat itulah waktu terbaik untuk me time. Anak rumahan pasti paham luar dalam masalah ini, ia ingin sejenak lepas dari hiruk-pikuk dunia luar melelahkan.

Saat ia sudah merasa kuat dan energi terisi kembali, saat itulah ia melawan kata-kata riuh rendah dari koleganya. Ia keluar dan menampakkan taringnya dengan kemampuan yang ditempa di balik dinding rumah tanpa siapa pun tahu. Hingga ingin menunjukkan apa yang ia lakukan selama ini, membuat orang lain itu terpana.

Itulah mereka, apa anak rumahan yang sering dianggap sebelah mata.

Share:

0 comments