Waktu menunjukkan pukul 20:00 WIB, keberangkatan
tinggal di depan mata. Para kernet tengah sibuknya mendata penumpang yang sudah
naik ke dalam bus. Mekanisme perusahaan bus mengharuskan mereka berangkat tepat
waktu. Mereka yang terlambat artinya harus gigit jari, karena ketepatan waktu
adalah jargon perusahaan.
Semua penumpang akhirnya di data dengan seksama
sesuai dengan tempat duduknya. Ini bertujuan agar tak ada penumpang ilegal yang
masuk. Hingga akhirnya proses keberangkatan dimulai, ini bertujuan bisa tiba sesuai
dengan jadwal.
Di sebuah sudut kota yang penuh hiruk-pikuk, ada sebuah
barbershop kecil yang tak terlalu mencolok. Dindingnya berwarna abu-abu tua,
dihiasi dengan poster-poster klasik yang menggambarkan potongan rambut dari era
yang berbeda.
Para model yang terpampang di sana ibarat pahlawan sebenarnya.
Mereka seakan memberikan pencerahan di tengah keraguan pria dalam memilih
potongan rambut. Pria memenang manusia yang aneh dan tak neko-neko.

Rasanya pertemuan singkat
kita rasanya begitu hambar. Ada rasanya yang aneh saat pertemuan itu terjadi.
Ternyata semua tak seperti yang menjadi prediksi aku sebelumnya, ada hal
mengganjal yang menyakitkan hati.
Pertemuan di salah satu bilangan cafe berakhir
prematur, bahkan bisa dianggap sesuatu yang canggung. Niat awal untuk saling
deeptalk berakhir deepsilent tanpa satu pun yang mengungkap perasaannya.
Ini
bisa dibilang pertemuan pertama denganmu. Semua persiapan coba lakukan,
mempersiapkan segala hal. Terlepas apa yang nantinya kita bicarakan. Pertemuan
nyata jauh lebih mendebarkan dibandingkan dengan pertemuan di ruang chatting.
Kita rasa
tak saling mengenal sepenuhnya di sana, hanya chat panjang yang kadang
terdengar basi atau bahkan emoji yang tidak bisa menggambarkan sepenuhnya.
Pertemuan di meja di coffe shop adalah bukti.
Secara tak langsung jawaban yang kamu berikan
perlahan berkurang. Rasanya tak asyik seperti dulu, seakan ada benteng besar
yang menghalangi di dirimu. Setiap aku membuka ponsel, selalu ada jawaban dari
dirimu.
Rasanya aku seperti senyum-senyum sendiri saat
chatting dengan kamu. Dopamin berpacu dengan sangat banyak, memenuhi otak yang
membuat hati begitu bergembira. Aku merasa begitu gembira dengan itu semuanya.