Coach
Seorang pria berdiri di pinggir lapangan dengan pandangan nanar, menatap timnya yang terus digempur habis-habisan oleh lawan. Derita semakin bertambah saat pemainnya harus diganjar kartu kuning kedua, bermain 10 pemain di depan pendukung lawan terasa begitu berat.
Namun pria itu terus berpikir tenang di tengah guyuran keringat yang membasahi keningnya. Ia harus mencari jalan keluar terbaik agar timnya mampu bertahan di sisa menit. Akhirnya ia mengganti pemain menyerang dengan pemain bertipikal bertahan, menutupi lubang yang tertinggal.
Ia berharap-harap cemas dengan pemain yang diganti mampu menularkan semangat tiada henti. Terus meredam serangan lawan hingga peluit panjang ditiupkan, andai hasilnya negatif mungkin saja ia harus tutup buku. Target yang dicanangkan federasi seakan tidak sesuai harapan.
Hingga akhirnya tim yang ia latih berhasil mengalahkan tim tuan rumah berkat permainan bertahan dan sesekali melakukan serangan balik mematikan. Dialah seorang pelatih sepak bola dari negeri jauh, mengambil pekerjaan yang berat baginya.
Perbedaan bahasa, kultur, dan watak seakan jadi masalah utama yang harus ia benahi saat melatih. Mencari pemain terbaik di seluruh negeri bahkan ke pelosok hanya untuk mengetahui ia bisa menendang, mengumpan, dan punya visi misi nan baik.
Hingga akhirnya terkumpul panji-panji pembela bangsa dari lapangan hijau, bertarung tanpa lelah hingga meraih tujuan dan apresiasi besar pada bangsa. Semua itu dibebankan pada seorang pelatih kenamaan dari negeri nan jauh.
Ia pun harus bekerja keras setiap saat hingga pemain yang ia harapkan ada, namun ia sadar dan tak mau jumawa. Apa yang dicari sangat sulit, kompetisi usia dini yang tak ada membuat pemain yang diharapkan kadung terbatas. Berbeda jauh dengan negerinya yang dipenuhi talenta luar biasa bahkan di gang-gang sempit.
Ia tahu ini sebuah tantangan besar, mengasah bakat-bakat muda tersebut menjadi pejuang bangsa di kancah internasional. Sang pelatih mulai menularkan ilmu-ilmu yang ia miliki dibantu dengan beberapa staf ahlinya. Mulai dari ahli kebugaran, pelatih kiper, asisten pelatih, dan penerjemah.
Pemusatan latihan dilakukan hingga membuat pemainnya kenal satu sama lain, membangun chemistry tidak hanya di lapangan namun di luar lapangan. Kini pelatih mulai bisa memberikan arahan yang ia mau dan ia sadar target tinggi harus dicapai dalam waktu singkat. Terdengar konyol namun itulah tantangan yang harus dihadapi.
Kini tahap lanjutan yang uji coba dengan sejumlah tim, mulai dari klub lokal hingga negara lain. Menguji seberapa matangkah tim yang telah ia persiapkan beberapa bulan terakhir, apakah sesuai keinginan atau butuh mencari pemain baru lagi.
Hasilnya cukup menggembirakan, tim yang ia bentuk mulai berbicara banyak dan ekspektasi yang dicanangkan terdengar masuk akal. Hingga akhirnya turnamen sebenarnya tiba, menguras pikiran dan fokus sang pelatih.
Mulai dari menganalisa setiap lawan, formasi yang tepat, hingga pemain yang dapat mengisi starting line up. Andai saja salah, timnya mungkin harus mati kutu oleh tim lawan dan semua dibebankan kepada pelatih selaku pemangku mandat tertinggi.
Dalam pikiran sang pelatih, kini ialah telah melewati tahap yang cukup panjang hingga melangkah ke final. Mempermalukan tuan rumah dan membuat duka di tengah puluhan penonton yang hadir.
Walaupun timnya datang keadaan pincang dan tertekan habis-habisan, ia berhasil melakukan perubahan jitu. Janjinya untuk memberikan medali terealisasi dari segala ketidakmungkinan menjadi sebuah keyakinan.
Kini pemain hasil polesannya bahagia tak karuan, mengharumkan bangsa walaupun dulunya hanya pemain tarkam di lapangan kampungnya. Hingga kini ia terpilih dan membawa negerinya ke panggung dunia. Semua itu berkat pelatih bertangan dingin dari negeri nan jauh, membalikkan segalanya.
Semua angkat topi atas hasil yang didapatkan, karena itulah dia, sang pelatih dengan begitu banyak taktik yang memenuhi kepalanya.
Tags:
perjalanan
0 comments