Semangat itu kadang berada di atas dan kadang pula di bawah. Perumpamaan ibarat layang-layang akan terbang tinggi namun saat ada yang menarik benangnya maka layang-layang kembali membumi. Itulah anomali yang naik serta turun tak menentu hingga membentuk kurva.
Manusia ini makhluk yang butuh dorongan nan kuat, apakah itu dari inisiatif pribadi ataukah orang lain. Manusia butuh orang lain menyemangati dirinya untuk menggapai cita-cita. Bisa itu dari kata-kata nan bijak serta pengalaman yang orang lain tularkan kepada dirinya. Itu ibarat pelecut menaikkan kembali semangat yang sempat pudar.
Jangan pernah menganggap remeh peran pion, memang hidupnya hanyalah sebagai tumbal. Maju paling awal dan keluar meja catur juga kadang sama, niatnya mulia agar melindungi kerajaan tetap berdiri kokoh.
Ibarat prajurit kelas bawah, bertarung di medan perang dan membuka pertahanan lawan. Dirinya hanya punya langkahnya begitu terbatas, berjalan satu langkah demi langkah. Hanya bisa memukul lawan saat ia berada di samping kiri dan kanan. Begitu lemah bukan!!
Awan-awan saling berkumpul satu sama lain hasil buah tangan angin, membuat langit yang tadinya cerah kebiruan menjadi putih keabu-abuan. Membentuk sebuah kesatuan hingga nan pekat, hingga awan tak kuasa lagi menahan kumpulan tetes hujan yang mereka angkut menjadi tetes-tetes hujan.
Dari lautkah, dari danaukah dari sungaikah dan dari semua tumpukan air di seluruh cekungan di muka bumi yang menguap ke ke udara. Saat itulah rintik hujan pun turun membasahi bumi yang sudah dahaga nan kering kerontang. Tanah kering yang menggembul terkena percikan hujan berganti tanah basah yang menutup pori-pori tanah yang telah merekah akibat panas.
Musik punya kekuatan magis mampu membuat para penontonnya campur haru, kadang senang, kadang sedih dan kadang senang tak terhingga. Tak perlu lirik dan tak perlu mengerti lagu yang dibawa sang penyanyi. Cukup dari alunan musik saja kita tau genre apakah musik itu. Sedihkah atau gembirakah!
Ada yang mengatakan musik itu masalah selera dan feeling, menurut saya musik itu masalah pengalaman serta kenyamanan. Tak ada pihak yang berhak menganggap musik yang ia dengarkan lebih baik. Itu semua kembali ke masalah selera tak harus pemaksaan untuk menyukai suatu jenis musik.
Langit sore kali ini sedikit sendu, ia dipenuhi kumpulan awan putih yang menghambat sinar matahari. Hanya sedikit celah saat matahari mencuri-curi kesempatan menampilkan cahayanya. Mendung lebih sering muncul kala akhir tahun, bulan berakhiran “ber” seakan mempertegas manusia untuk banyak menghabiskan waktu di rumah. Sambi meniup kopi panas sambil berselimut tebal.
Ada yang begitu menakjubkan pemandangan, saat tenunan cahaya menyatu dalam sebuah lengkungan panjang. Itulah pelangi, memberi kesan saat hujan selesai membasahi tanah dan menghapus debu di udara. Hari yang mulai ajak senja kini mulai terlihat.