Tak ada yang menyangka itu adalah selasa kelam di kota metropolitan dunia, New York. Langit begitu cerah dan aku siap dengan pekerjaan baruku di sebuah restoran ternama. Bagaimana bangganya diriku bisa bekerja di sebuah restoran tertinggi di kotaku. Orang tuaku di negara bagian pasti tersenyum bangga dengan pekerjaanku saat ini.
Awal mulanya dirinya sering dianggap lemah oleh sekitarnya. Ia telat memulai saat orang lain telah begitu akrab dengan teknologi, sering ditertawai dan jadi bahan olok-olok adalah makanan sehari-hari si pria.
Pria itu tak bergeming dan ia sadar bahwa tertinggal. Namun ia harus mengejar segala ketertinggalan tersebut dari teman-temannya. Di saat yang lain dengan mudahnya berinteraksi dengan teknologi, si pria hanya mampu memperhatikan itu semua. Ia layak dianggap manusia gaptek di antara kumpulan manusia melek.
Suara kumandang Azan Magrib pun tiba, matahari telah terbenam di ufuk barat dan itu tanda Bulan Ramadhan telah lewat. Kini giliran Bulan Syawal datang, menyambut jutaan umat muslim yang telah melewati rintangan sebulan penuh dengan menahan diri.
Lantunan takbir pun setelah Salat Magrib berkumandang saling bergantian antara surau dengan surau yang lain. Kini para muslim telah berhasil menunaikan segala kewajiban selama sebulan penuh.
Tempat yang paling nyaman dan aman ialah rumah...
Kalimat yang sulit dibantahkan oleh anak rumahan, ia merasakan kenyamanan tatkala hanya duduk di rumah. Suara-suara rendah riuh dari koleganya mencoba menariknya keluar dari kandangnya itu. Namun semua tak ia gubris karena di luar sana tak selamanya buat dirinya setenang dan senyaman di dalam rumah.
Upacara kemerdekaan akan dimulai, barisan tamu utama duduk di bangku utama. Terlihat jelas para tetua bangsa yang telah uzur di makan usia. Mereka hadir menyaksikan saksi HUT RI yang penuh makna.
Setiap tahun terasa spesial, terlihat jelas dari mata mereka yang tak pernah lepas dan khidmat menyaksikan bangsa ini merdeka. Jauh dari kejauhan para pengibar sang saka merah putih berkibar di tiang tertinggi, bukti bangsa ini tidak lagi terjajah.
Menjadi orang yang idealis begitu sulit, cobaan selalu saja ada di sekitarnya. Di dunia ini hanya ada dua golongan, mereka yaitu orang aneh yang memegang erat prinsip idealisme dan mereka yang pasrah pada semua yang realistis nan apatis.
Idealis, anggapan yang tergambar dari mereka yang memegang penuh rasa idealisme. Ia seakan sangat antusias dan punya keyakinan penuh. Semua itu bercampur rasa emosional dan visi nan menggebu di dalam jiwa.