Peretas
Malam mulai larut, saat semua manusia lainnya tertidur lelap di atas ranjang dan berselimut. Ada manusia-manusia aneh yang tidak bisa tidur, memikirkan sesuatu yang begitu besar. memperhatikan layar komputernya tanpa henti.
Sesekali, ia menekan-nekan tuts keyboard, mengamati sejumlah kata perintah dan mengganti sejumlah sistem . Bagi sebahagian orang, pekerjaan ini begitu menantang dan sebuah kepuasan tersendiri.
Kadang hacker itu susah ditebak, mereka bermain sendirian dengan tujuan pribadi atau bermain berkelompok dengan tujuan bersama. Mengakali sistem kadang sebuah pekerjaan wajib mereka, saat malam hari aksi dilakukan. Layaknya sebuah skenario yang tersusun rapi.
Kadang pula peretas ini menguji seberapa besar kemampuan mereka membobol sistem, mengetahui kelemahan, dan menerobos jaring nan rahasia. Saat misinya berhasil, begitu bahagianya mereka atas aksinya.
Namun anggapan hacker adalah para perusak dan sistem jaringan telah lama menyebar. Nama baik mereka seakan buruk diterpa sejumlah isu miring. Bagi orang awam, hacker itu jahat dan merugikan ujar mereka.
Namun sebenarnya mereka itu adalah manusia-manusia misterius yang berbeda antara hitam dan putih. Hitam dengan segenap cara kotor untuk membobol sistem dan mengambil data, serta putih yang bertujuan mencari kelemahan sebuah sistem untuk diperbaiki oleh empunyanya.
Segenap cara digunakan oleh para peretas, dari hanya sekedar mengetahui Whois dan DNS seseorang hingga sampai menyusupkan kode-kode virus ke dalam jaringan.
Anggapan peretas bak sebuah konotasi buruk dan mereka lebih suka mendengar hacker sebagai white hat hacker dan cracker sebagai black hat hacker. Mereka sungguh berbeda, bak minyak dengan air.
Mereka yang bertujuan baik dan tak ingin mengambil keuntungan, predikat hacker sejati layak tersemat oleh mereka. Menjaga eksistensinya sebuah sistem bukan merusak dan membuat kekacauan di dalam.
Karena hacker adalah sebuah passion, saat ia memiliki pengetahuan tapi tanpa merugikan orang lain.
Tags:
Fiksi
0 comments