• Beranda
  • Tentang Saya
  • Tulisan
    • Imajinasi
    • Inspirasi
    • Perumpamaan
    • Pemikiran
    • Renungan
  • Kisah
    • Fiksi
    • Non-Fiksi
    • Puisi
  • Perjalanan
  • Kontak

PEMIKIR BEROPINI

Sebuah Opini Melalui Pandangan Segenap Dimensi

Siang itu jadi hari yang sibuk, sudah saatnya ia bergegas pergi. Jadwal penampilannya hanya tinggal menghitung separuh jam lagi. Memacu dengan cepat hingga akhirnya tiba di sebuah tempat dengan pemancar.

Gedung yang tak asing buat seorang penyiar sepertinya. Para sobatnya sudah menyapa satu persatu. Kini giliranmu, sudah sejak seharian ia menemani pemirsa seharian penuh. Mungkin pinggangnya sudah pegal duduk di sana sejak berapa jam lalu.

Di ujung meja terdengar cekikan wanita muda, mereka berbicara disusul dengan tawa dan cekikan yang mengganggu. Mereka begitu terlihat mencolok, gaun yang digunakan seakan mencerminkan siapa sebenarnya mereka.

Tak ada satu pun barang tanpa mereka di lingkaran tubuh mereka, pancaran itu mampu menyilaukan siapa saja yang melihat. 
Jeng... tas ini murah kok, aku belinya di Paris langsung saat liburan ke sana 
Kapan kita arisan lagi, udah ngga tahan nunggu undian.
Percakapan itu masuk ke dalam telinga, seakan semua yang ada di dekatnya mendengar jelas pembicaraan mereka.

Sosialita, sebuah status sosial yang tak terbantahkan, citranya seakan buat para wanita yang tak lagi paruh baya tetap memesona. Mereka membuat sebuah kelompok yang punya hal sama atas hobi mereka. Duduk di tempat elit, punya dandanan menor hingga perhiasaan berkilau.

Itulah yang tercermin dari para sosialita, obrolan mereka tak pernah jauh dengan hidup dan apa yang mereka punya. Sebuah benda berharga yang mereka miliki seakan mengangkat harkat dan martabat di kalangannya. Si wanita sosialita yang tak punya pun akan menggerutu di dalam hati. Ia ingin punya serupa atau bahkan lebih dari itu.

Segala acara dilakukan, tak lain dan tak bukan hanya itu pamer. Selebihnya itu tak perlu, kasta panjat sosial ini melekat di dalam benak mereka. Tak sehat memang, tapi itulah gaya hidup mereka pilih. Tak ada yang salah, hanya saja menguras kas pribadi atau suami.

Memang hidup itu berat bagi mereka, tak boleh ada cela. Sedikit saja keluar dari koridor yang mereka sepakati, siap-siap akan kena sindiran. Malunya ampun setengah mati, karena akan terus dibicarakan kapan pun.

Bukan hanya itu saja, segala yang dimiliki pun penuh dengan sindiran. Liburan atau barang yang dimiliki saja akan terus dikatai tanpa ampun apalagi sesuatu yang jauh di bawa standar.

Tapi semua itu nyata tak membuat mereka jera, karena pilihan menjadi sosialita beban peduli akan sesame. Bagaimana saat yang lain tak peduli dengan diri Anda, dengan bergabung ke sana segala tindak tanduk akan selalu diawasi.

Jangan heran kehidupan tak sehat ini seakan membuat mereka tahu segala hal yang kadang tidak kita ketahui. Itu semua hadir dari para sosialita… Hidupmu juga urusanku dan apa yang kamu miliki harus aku miliki juga.

Tertarik ke arah sana, silakan menjadi dalam lingkaran tatanan masyarakat yang sangat peduli banyak hal.

Sesaat mereka sedang duduk manja, terdengar dering telepon yang mengheningkan suasana ruangan. Ternyata salah seorang wanita sosialita di telepon, di ujung pembicaraan terdengar suara omelan sang suami.

Si sosialita yang paling nyaring suaranya seakan mendapatkan teguran yang membuat ia tertegun.

Ma… cepat pulang. Papa perlu mobil untuk pergi kerja…

Apa yang ia bicarakan dan tertawakan seakan berbalik jadi teguran si suami untuk cepat pulang. Ada-ada saja memang, tadi itulah mereka, penuh kejutan setiap apa yang dilakukan.

 

Kopi itu penuh esensi, kadang pahit di satu sisi tapi manis di sini lainnya hingga dapat meninggalkan begitu banyak kenangan unik saat menyentuh indra pengecap. Oh.., begitu menenangkan saat mencium aromanya wahai kopi.

Gelombang laut adalah benda laut yang sangat setia, tak pernah berpaling dari bibir pantai. Pernahkah dari kalian melihat gelombang laut sampai ke daratan dalam keadaan berpaling?

Tak pernah, iya begitu setia...

Cuaca erat kaitannya dengan rezeki, saling berubah menurut musim dan saat itulah manusia memanfaatkan kesempatan itu sebagai ladang rezeki yang menggiurkan, melawan animo cuaca yang bertentangan hingga mampu menghasilkan buah karya dan ladang rezeki.



Kami rindu gelar....

Dahaga gelar seakan kering kerontang berabad lamanya, menahan raksasa tua dari siberia seakan cerita lama yang selalu dipupuk. Lamanya cerita itu bak dongeng sebelum tidur, membuat tidur pecinta si kulit bundar.

Peluang itu seakan mulai datang, di mulai pemain-pemain yang punya kapabilitas tinggi di setiap lini. Hingga jadi tuan rumah bak sebuah kombinasi lengkap. Kesempatan yang langka karena menjadi penggembira saja tak cukup. Kini kami berangkat sebagai sang juara, mengangkat tinggi sang trofi ke atas langit.

Cermin engkau adalah refleksi nyata tubuh dan jiwa ini, saat bangun pagi di depan westafel hal yang paling pertama kamu lihat adalah wajahmu. Kusut ditimpa kasur dan penuh belekan di mata. Cermin tak pernah berbohong, sifatnya aslinya nyata adalah patokan saat melihat raut mukamu kala bangun tidur. Terlihat layu ataukah terlihat begitu menawan setelah berhias.

Newer Posts Older Posts Home

Mengenal Penulis

My photo
M.iqbal
Blogger & Part Time Writer EDM Observer
View my complete profile
Facebook  Twitter  Google+ Instagram Linkedin

Top of The Top

  • Tiba-Tiba Tenis
    Abang harus latihan tenis, seru kali tau....!! Sebuah himbauan yang mengejutkan pikiranku hening berpikir, diriku seakan tak bisa atau tah...
  • Dibalik Kemudi
    Suara desiran jet darat lewat begitu menggema, hari ini adalah hari latihan terakhir sebelum seri pamungkas dimulai. Si pembalap Rockie tak ...
  • Barbershop
    Di sebuah sudut kota yang penuh hiruk-pikuk, ada sebuah barbershop kecil yang tak terlalu mencolok. Dindingnya berwarna abu-abu tua, dihiasi...
  • Kopi Darat
    Ini bisa dibilang pertemuan pertama denganmu. Semua persiapan coba lakukan, mempersiapkan segala hal. Terlepas apa yang nantinya kita bicara...
  • Penerobos Malam
    Waktu menunjukkan pukul 20:00 WIB, keberangkatan tinggal di depan mata. Para kernet tengah sibuknya mendata penumpang yang sudah naik ke dal...

Rangkuman Tulisan

  • ▼  2024 (36)
    • ▼  August (1)
      • Tiba-Tiba Tenis
    • ►  July (5)
    • ►  June (5)
    • ►  May (5)
    • ►  April (5)
    • ►  March (5)
    • ►  February (5)
    • ►  January (5)
  • ►  2023 (60)
    • ►  December (5)
    • ►  November (5)
    • ►  October (5)
    • ►  September (5)
    • ►  August (5)
    • ►  July (5)
    • ►  June (5)
    • ►  May (5)
    • ►  April (5)
    • ►  March (5)
    • ►  February (5)
    • ►  January (5)

Copyright © 2019 PEMIKIR BEROPINI. Designed by OddThemes