Taman yang luas itu terhampar begitu luas aneka bunga matahari, memberi warna berbeda dibandingkan lahan sebelahnya yang ditumbuhi oleh pohon tinggi nan menjulang. Bunga matahari itu membuat mata menjadi takjub, ada yang mekar hingga begitu setia dengan matahari. Ada pula sebaliknya, ia masih berupa kuncup muda. Masih perlu waktu ia untuk mekar seperti pendahulunya.
Kali ini aku ingin menceritakan secercah harapan dari si bunga matahari. Ia begitu malu-malu kepada yang bukan ia kenali, namun begitu antusias kepada sang pemberi cahaya yakni matahari. Bentuknya begitu khas layaknya matahari, lebar kepala dengan lingkaran bulat dikelilingi helai demi helai lembar bunga kuning nan menyala.
Hari mulai senja dan jam pulang kerja pun tiba, semua manusia yang bekerja hendak pulang ke rumahnya. Menghidupkan kendaraan-kendaraan mereka, menunggu kendaraan umum dan menumpang naik hingga ke tujuan.
Semangat itu kadang berada di atas dan kadang pula di bawah. Perumpamaan ibarat layang-layang akan terbang tinggi namun saat ada yang menarik benangnya maka layang-layang kembali membumi. Itulah anomali yang naik serta turun tak menentu hingga membentuk kurva.
Manusia ini makhluk yang butuh dorongan nan kuat, apakah itu dari inisiatif pribadi ataukah orang lain. Manusia butuh orang lain menyemangati dirinya untuk menggapai cita-cita. Bisa itu dari kata-kata nan bijak serta pengalaman yang orang lain tularkan kepada dirinya. Itu ibarat pelecut menaikkan kembali semangat yang sempat pudar.
Jangan pernah menganggap remeh peran pion, memang hidupnya hanyalah sebagai tumbal. Maju paling awal dan keluar meja catur juga kadang sama, niatnya mulia agar melindungi kerajaan tetap berdiri kokoh.
Ibarat prajurit kelas bawah, bertarung di medan perang dan membuka pertahanan lawan. Dirinya hanya punya langkahnya begitu terbatas, berjalan satu langkah demi langkah. Hanya bisa memukul lawan saat ia berada di samping kiri dan kanan. Begitu lemah bukan!!
Awan-awan saling berkumpul satu sama lain hasil buah tangan angin, membuat langit yang tadinya cerah kebiruan menjadi putih keabu-abuan. Membentuk sebuah kesatuan hingga nan pekat, hingga awan tak kuasa lagi menahan kumpulan tetes hujan yang mereka angkut menjadi tetes-tetes hujan.
Dari lautkah, dari danaukah dari sungaikah dan dari semua tumpukan air di seluruh cekungan di muka bumi yang menguap ke ke udara. Saat itulah rintik hujan pun turun membasahi bumi yang sudah dahaga nan kering kerontang. Tanah kering yang menggembul terkena percikan hujan berganti tanah basah yang menutup pori-pori tanah yang telah merekah akibat panas.
Musik punya kekuatan magis mampu membuat para penontonnya campur haru, kadang senang, kadang sedih dan kadang senang tak terhingga. Tak perlu lirik dan tak perlu mengerti lagu yang dibawa sang penyanyi. Cukup dari alunan musik saja kita tau genre apakah musik itu. Sedihkah atau gembirakah!
Ada yang mengatakan musik itu masalah selera dan feeling, menurut saya musik itu masalah pengalaman serta kenyamanan. Tak ada pihak yang berhak menganggap musik yang ia dengarkan lebih baik. Itu semua kembali ke masalah selera tak harus pemaksaan untuk menyukai suatu jenis musik.