Malam pun mulai larut, langit yang tadinya dipenuhi oleh gugus bintang seakan hilang satu persatu. Menyisakan langit kosong dan gelap. Suara lolongan anjing membahana memecahkan kesunyian malam. Dan semakin lengkap saat suara kendaraan di jalan lenyap satu persatu. Kini suara jangkrik jauh saja terdengar, menandakan tengah malam telah tiba.
Hewan malam yang tadi siangnya begitu malu-malu dan lemah saat siang hari. Mereka kini begitu segar bugar. Bertebaran ke seluruh muka bumi untuk mencari makan. Namun ada sesuatu yang janggal, melawan kodrat arah hidup yang ditetapkan. Tak ada batasan antara siang dan malam, makhluk itu bernama manusia.
Petang pun tiba, matahari hari mulai condong ke arah barat. Sudah saatnya ia harus pergi, kini ia harus memberi cahayanya ke wilayah lain di muka bumi. Pendaran bias cahaya begitu kentara, berwarna oranye bercampur kuning terlihat jelas dari kaki langit.
Ia jadi saksi terakhir sebelum matahari harus tenggelam seutuhnya. Manusia menyebutnya dengan nama cakrawala. Garis lurus secara horizontal ialah lokasi cakrawala berada, ia seakan begitu jelas terlihat di ujung lautan, padang rumput luas atau tempat lain yang tak memberi batas.
Di zaman kini saat jarang menemui manusia-manusia introvent, ia berpikir berbeda dibandingkan manusia di lingkungannya.
Saat manusia umumnya membuka selebar-lebarnya ruang hati dan perasaan di sosial media, mereka para manusia introvent malah melakukan sebaliknya. Ia seperti tidak mau ambil puing dengan hingar-bingar dunia ini.
Matahari kembali ke peraduannya diikuti dengan bayangan gelap yang datang dari timur. Menutup secara keseluruhan langit menjadi hitam gelap. Perbedaan kontras itu sebagai contoh siklus hidup, ada siang dan malam yang saling menghiasi satu sama lain.
Kala malam datang manusia seakan kehilangan kemampuan melihatnya. Manusia selaku makhluk diurnal seakan butuh cahaya untuk melihat di malam yang gelap. Gemerlapnya cahaya bulan dan bintang tetap tak mampu sepenuhnya membantu manusia.
Rasa gugup dan keringat dingin mengucur deras ke seluruh wajah, baju pun basah akibat ulahnya. Perasaan itu seakan tak bisa ditahan lagi karena para wanita seakan memberi magnet kuat yang begitu menjadi-jadi, si pria pasrah dengan phobia aneh yang ia alami.
Nyawa tak terancam namun batin begitu tertekan saat sesosok wanita datang, tubuh seakan merasakan sebuah stimuli berlebih tak karuan. Melihat gadis cantik secara visual seakan membuat diri ini gugup, takut dan hilang kepercayaan diri.
Malam mulai larut, saat semua manusia lainnya tertidur lelap di atas ranjang dan berselimut. Ada manusia-manusia aneh yang tidak bisa tidur, memikirkan sesuatu yang begitu besar. memperhatikan layar komputernya tanpa henti.
Sesekali, ia menekan-nekan tuts keyboard, mengamati sejumlah kata perintah dan mengganti sejumlah sistem . Bagi sebahagian orang, pekerjaan ini begitu menantang dan sebuah kepuasan tersendiri.
Penyakit merah jambu bisa datang tak terduga, mengacaukan seluruh organ tubuh dengan sejumlah rasa yang saling campur aduk. Pikiran pun seakan kadang kehilangan akal sehat dan sulit dikontrol.
Rasa itu seakan menjadi-jadi saat sering tersenyum sendiri, mata susah terpejam kala malam tiba, pipi memerah, jantung berdebar kencang hingga keringat dingin mengucur membasahi tubuh. Grogi jangan ditanya, kadang disusul dengan rasa ingin buang air kecil secara tiba-tiba.