Transfer dan Declare Interest
Sepak bola
akrab dengan pemain masuk dan keluar, ada yang pergi dan datang saat transfer
datang. Pihak manajemen mengurus segala persoalan tersebut hingga tenggat
waktu. Merelakan pemain penting hingga sesosok pemain belia datang, silih
berganti hanya untuk bisa memperkuat sebuah tim.
Konsep transfer
sepak bola ibarat penjajakan cinta, siapakah pemain yang layak direkrut untuk
kebutuhan tim. Mengarungi kompetisi yang melelahkan, jangan sampai pemain yang
telah direkrut begitu mahal harus melempem dan tak mampu menyatu dengan tim.
Bisa saja ia jadi biang keladi terpuruknya performanya akibat ulahnya di dalam
dan di luar lapangan.
Analogi
transfer sepak bola ibarat menggaet seorang wanita untuk jadi seorang
pendamping hidup. Merajut bahtera rumah tangga yang tahan banting dan tak karam
di tengah jalan. Jangan sampai tujuan merajut hidup bahagia harus kandas karena
perbedaan prinsip di tengah jalan.
Ibarat klub
yang merasa bahwa semua pemain yang ia inginkan sudah layak mengarungi panjang
kompetisi hingga satu tujuan, prestasi gemilang sesuai target di akhir musim.
Sebelum kick off liga, manajemen dan tim harus serba siap apa pun yang
ia beli dan ia lepas adalah yang terbaik.
Lalu hal
terburuk jelang transfer tak terjadi, istilah itu bernama panic buying
semata menjelang deadline transfer. Klub sepak bola diibaratkan seorang
gadis yang mulai putus asa, tanpa berpikir panjang ia langsung mengiyakan pria
yang datang. Semua itu terjadi karena desakan, keluarga, teman-teman atau
bahkan gengsi. Harga yang jatuh atau konsekuensi lonjakan harga adalah
buktinya.
Harga yang
melambung dan kadang tak sesuai dengan komposisi tim bisa saja terjadi semua
karena tergesa-gesa atau terlalu plin-plan mengambil pilihan hingga harus
berakhir dengan harga yang naik dengan tak karuan.
Tak hanya itu
saja, di sepak bola ada istilah declare interest, bak bentuk
ketertarikan kepada calon pemain. Ibarat seorang pria yang tertarik dengan
seorang wanita, ia seakan sulit tidur membayangkan wanita tersebut jadi
pendamping hidupnya kelak.
Namun ia harus
sadar, penolakan ialah hal yang lumrah di dalam hidup. Sebenarnya penolakan
kadang terjadi dari pikiran negatif yang memenuhi pemikiran. Memang hidup ini
sering dihiasi apa yang kita sukai tidak menyukai dirinya atau sebaliknya. Itu
sebuah kewajaran hidup....
Peluang
mendapatkan pemain dari melihat peluang, kadang usia dan pendidikan berpengaruh
dengan harga mahar yang harus dibayarkan. Ibarat seorang pemain yang pernah
memperkuat klub papan dan ia menjadi tulang punggung tim. Jelas harganya melambung
tinggi dan peminatnya banyak.
Mungkin
dibutuhkan reputasi yang besar dari sang klub, ibarat sang lelaki datang ke
seorang wanita. Ia harus sadar saat mencoba menegosiasikan harga agar nantinya tidak
kelabakan dan ia harus diri. Memaksakan sesuatu yang sebenarnya ia tidak mampu
akan berujung petaka.
Transfer sepak bola
bak mengajarkan kisah cinta sebenarnya, tarik ulur dan proses PDKT semua
lengkap ada di situ. Kesabaran sang pemain, klub, dan harga jadi pembatas
semuanya.
Seorang pemain
sepak bola tak tertarik pindah klub, namun klub peminat terus mengintainya sejak
lama. Ia mencoba cari jitu bernama declare interest, mencari kesukaannya
dan kekaguman pada klub peminat. Hati siapa tak luluh, apalagi saat di klub
lamanya ia merasa tak kerasan. Semakin dekat sang pemain dengan pintu keluar,
itulah kesempatan besar menjajaki peluang itu.
Harga yang
tadinya mahal dan tak ada restu, dan kini apa mau dikata, semua begitu mudah
akan terwujud. Declare interest seakan membuka hati akan keseriusan
berlanjut termasuk dalam masalah memilih pasangan hidup.
Mungkin saja
wanita yang ditargetkan pengagum rahasia dirimu, namun ia menganggap sang
pengagum mau melakukan lebih hingga ia terpikat dan menjadikan tambatan hati.
Semua itu tersibak berkat declare interest.
Tahap itu mengalahkan
mereka yang cuma meng-love postingannya, meretweet tweetnya hingga membuat ia
tertawa di dunia maya. Tapi cinta lebih dari itu semua, hanya tertarik semata
tanpa declare interest sebagai proses lanjutan.
Ibarat klub
sepak bola hanya tertarik pada pemain hebat di bursa transfer. Mereka hanya
meramaikan saja tanpa berpikir serius lanjut ke tahap berikutnya, semua itu
ibarat melihat barang mewah di pusat perbelanjaan tanpa niat membelinya sedikit
pun.
Semua itu
dibutuhkan keberanian atas sebuah penolakan, pasti menyakitkan dan banyak yang
menganggap penolakan ialah aib. Penolakan identik dengan sifat alami manusia
dalam dunia psikologis, semua itu membuncah mulai dari kecemasan, kegagalan, dan
ketakutan berlebih.
Seorang pria
pasti akan merasa takut dirinya ditolak dan hanya bernyali untuk tertarik saja
tanpa melanjutkan ke tahap declared interest. Energi negatif selalu
menghantui dan bergelut dalam pikiran sendiri tanpa tahu hasil akhirnya.
Menyatakan
sebuah ketertarikan jadi sebuah jawaban atas semua yang tidak kita tahu, bisa
itu berakhir manis atau malah pahit. Tapi hikmahnya kita tidak bergelut dalam
pikiran semu tanpa ujung. Rasa penasaran akhir terjawab dibandingkan penasaran
seumur hidup.
Terpenting meningkatkan kualitas di mata orang yang disukai, karena
cara itu mampu membuat ia tahu tentangmu lebih. Bukan cuma kamu yang
mengenalkan diri padanya tapi dirinya yang ingin mengetahui lebih lanjut
tentangmu.
Tags:
Perumpamaan
0 comments